<body> HITAM PUTIH: 08/01/2007 - 09/01/2007

Friday, August 24, 2007

Labels:

Wednesday, August 22, 2007

Belajar Dari Penjual Koran

Subhanallah Allahuakbar…..maha besar Allah yang telah memperlihatkan keadilan dan kuasanya….

Berawal dari kejadian pada hari minggu pagi saat saya dan keluarga menikmati hari libur setelah seminggu bekerja. Pada pagi itu seperti biasa setelah mandi jam 7 kami sekeluarga menonton acara televisi sambil sarapan pagi dan mendampingi kedua putri kami. Sesekali kami menanyakan dan menjelaskan tentang acara yang sedang kami lihat kepada kedua putri kami.

Baru beberapa menit kami menonton tiba-tiba saya mendengar dari kejauhan teriakan tukang penjual koran yang biasa lewat didepan rumah kami, secara spontan istriku memberitahu bahwa apakah saya mau membeli koran atau tidak, lalu secara spontan pula saya meng-iyakan untuk membeli.

Tidak berapa lama tukang koran tersebut menghampiri kami dan lalu menanyakan koran apa yang akan dibeli. Seperti biasanya saya menanyakan koran Kompas, yang kebetulan biasa saya baca dikantor pada saat saya bekerja. Lalu tukang Koran tersebut memberikan saya satu bundel koran Kompas yang sudah saya sampaikan tadi dan saya memberikan uang untuk membayarnya.

Sambil memberikan uang kembalian pembayaran Koran, tiba-tiba tukang koran tersebut meminta ijin kepada saya untuk numpang duduk dikursi yang terletak didepan rumah tidak jauh dari pintu masuk rumah kami. Tujuan tukang Koran tersebut adalah untuk beristirahat melepas lelah sambil menonton acara televisi yang kebetulan bisa dilihat dari kursi yang tukang koran sedang duduki.

Sambil beristirahat dan menonton TV tukang koran tersebut sesekali berkomentar menyangkut acara yang sedang dilihatnya. Sambil mendengar komentar-komentarnya, saya akhirnya mengampiri dia untuk sekedar menemani ngobrol. Diluar perkiraan saya tiba-tiba dia mengkritisi acara-acara TV yang akhir-akhir ini banyak sekali mempengaruhi perilaku masyarakat ke arah yang kurang baik. Mendengar komentarnya hati saya tergelitik untuk mendengarkan dengan serius.

Melihat dari gerak-gerik dan cara bertuturnya saya menilai kelihatannya tukang koran yang ada didepan saya ini pintar dan cerdas. Dalam hati mungkin tukang koran tersebut orang yang berpendidikan lumayan baik sampai-sampai obrolan-obrolan yang sedang saya dengar diluar pengetahuan saya. Dari mulai obrolan pengetahuan Sosial, Politik, Agama, ilmu pengetahuan, Tekhnologi dan masih banyak lagi ilmu pengetahuan lain yang saya dengarkan. Semua ucapan dan obrolan itu dikupas dengan bahasa yang baik dan masuk akal yang membuat saya terkagum-kagum dan diluar perkiraan saya. Sampai akhirnya saya sendiri tidak bisa mencerna obrolan yang tukang koran sampaikan karena mungkin pengetahuan diotak saya tidak sampai pada apa yang diucapkan oleh tukang koran tersebut.

Menurut saya kekaguman yang menyelimuti saya saat itu tidak berlebihan dan masih wajar. Bagaimana tidak...!!! seorang tukang koran yang sehari-hari menjajakan koran dari pintu ke pintu, dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya yang terkadang kita sendiri menilainya sepele dan rendahan. Tetapi dibalik itu Allah telah memperlihatkan keadilan dan kekuasaannya, bahwa tidak selamanya seorang tukang koran atau apapun pekerjaan yang sebagian orang menganggap rendahan dan remeh itu tidak mempunyai kelebihan.

Kembali lagi ke cerita tukang koran tadi...setelah sekian lama kita berbincang-bincang, saya mencoba memberanikan diri untuk menanyakan kepada tukang korang tersebut tentang darimana dia peroleh semua pengetahuan yang baru saja dibicarakan tadi. Semula saya menganggap bahwa tukang koran tersebut mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup, tetapi....diluar dugaan saya ternyata tukang koran tersebut tidak pernah mengenyam pendidikan dan yang membuat saya terkaget-kaget bahwa pengetahuan yang dia dapat hanya dari membaca dan melihat koran-koran yang setiap hari dijualnya. Subhanallah...Allahuakbar...dalam hati ada rasa tidak percaya tetapi akhirnya semua saya coba kembalikan kepada yang punya HAK dan KUASA yaitu Allah SWT.

Sampai akhirnya pada satu kesimpulan bahwa dilangit masih ada langit. Yang terkadang kita sendiri tidak menyadari bahwa pada diri kita masih banyak sekali kekurangan-kekurangan tetapi seringkali kita tidak menyadari dan menganggap bahwa diri kitalah yang paling baik, paling pintar, dan tahu. Kita selalu beranggapan bahwa saat ini kita yang paling cerdas karena dilatarbelakangi pendidikan yang cukup, sekolah yang mahal dan sebagainya. Tetapi diluar sana Allah telah memperlihatkan KEADILANNYA bahwa kaum tak ber-punyapun Allah tidak melalaikannya dalam hal keilmuan dan kecerdasan.

Seperti halnya kisah junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang terlahir sebagai orang yang biasa-biasa saja. Tetapi Allah telah menunjukkan kepada kita contoh bahwa Nabi Muhammad SAW dikaruniai memiliki ilmu dan kecerdasan yang sangat luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia lain.

Dan semoga dari seorang penjual koran, kita bisa memetik hikmahnya bahwa tidak semua ilmu pengetahuan dan kecerdasan selalu didapat dari bangku sekolah yang mahal dan mewah, tetapi ilmu bisa manusia dapatkan darimana saja sejauh manusia mau belajar dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh.

IQRA.....( Bacalah )

Thursday, August 16, 2007

Panjat Pinang = HUT RI

Alhamdulillah Wasyukurillah….tak terasa sudah setahun lagi usia Tanah-Air ini bertambah, ya..!! seluruh rakyat di negeri ini merayakan lagi Hari ulang tahun tanah tumpah darahnya yang ke 62. Banyak sekali harapan-harapan yang ada dibenak setiap rakyat negeri ini akan terwujudnya Negeri yang Baldatun Toyibah, Negeri yang aman sentaosa Gemah Ripah Loh Jinawi negeri yang selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Kiranya tidak berlebihan apabila kita sebagai rakyat memiliki mimpi dan harapan tersebut.

Dalam usianya yang ke 62 masih banyak PR pemimpin bangsa ini yang belum bisa dirasakan oleh rakyatnya. Walaupun kita sadari banyak faktor yang harus dilalui, Dan semuanya tidak mudah. Tetapi kita harus yakin bahwa dengan bermodalkan kesungguhan, ulet, dan mau bekerja keras insya Allah bangsa ini akan menjadi lebih baik. Kuncinya adalah perbaiki Moral, jujur, berdisiplin tinggi dan keimanan.

Hari Kemerdekaan negeri ini dari tahun ke tahun selalu identik dengan kebiasaan atau tradisi masyarakatnya yang mungkin hampir diseluruh pelosok tanah air pada setiap kali perayaan Kemerdekaan akan kita lihat berbagai bentuk kegiatan-kegiatan, sebagai wujud rasa syukur dan kegembiraan masyarakatnya akan kemerdekaan yang telah diperoleh dari pengorbanan berpuluh-puluh tahun yang lalu, dan salah satu tradisi itu adalah lomba Panjat Pinang. Sebenarnya kalo kita cermati dan renungkan perlombaan ini banyak sekali unsur arti Eling-Eling nya, kalo kita coba gambarkan panjat pinang adalah sebuah simbol bahwa perjuangan dan usaha yang terus menerus sehingga sampai pada puncaknya yaitu kemenangan dan kemakmuran. Dalam panjat pinang di gambarkan pula kebersamaan, kegotongroyongan, kepedulian, dan saling membantu satu dengan yang lain.

Hakekatnya Panjat Pinang adalah simbol tradisi yang sepatutnya kita jadikan pegangan. Panjat pinang jangan kita jadikan hanya sekedar permainan dan hiburan, lebih daripada itu permainan Panjat pinang agar dijadikan cermin dan bahan perenungan bahwa dahulu kala para pendiri bangsa ini dan pejuang kemerdekaan dengan susah payah menghantarkan kemenangan yang hakiki untuk rakyat dan negeri ini.

Semoga negeri ini diberikan limpahan Rahmat dan kemudahan oleh Allah SWT dalam mencapai tujuan untuk kemakmuran rakyatnya amin ya robbal alamin. SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA, DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA………